14 Juni 2013

FAMILY GATHERING KE 2 BAPUKERS, YOGYAKARTA (PART 3)

GO TO DRINI BEACH
Akhirnya jadi juga dach Bikers jadi-jadian walau cuma naik matic gak pa-pa yang penting bisa gaya ala Bikers. Segera saya langsung set GPS agar dapat segera tiba di lokasi FAMGATH, saya coba tancap gas di kisaran 60 KPJ namun isteri saya bilang "Ini motor boleh minjem malah dibawa kebut-kebutan" , saya bilang "kalau jalannya cuma 40 KPJ kapan nyampenya" padahal jarak tempuh lumayan jauh dari Malioboro ke Pantai Drini sekitar 61,4 KM tambahan saat itu saya jalan di jam 14:00, belum lagi ditambah hitungan nyasar & macet.


Pada waktu masuk ke lokasi Gunung Kidul barulah kita disuguhi beberapa track menanjak yang sangat curam, hingga turunan yang tajam belum lagi jalanan yang mulus dan memiliki kelokan-kelokan tajam yang sedikit patah.... Wow... SUBHANALLAH luar biasa keindahan alamnya, cocok buat yang doyan mereng-mereng bila melewati track ini, Well...hebat benar Panitia Famgath memilih lokasi ini untuk FAMGATH ke 2 BAPUKERS.

Waktu menemui tanjakan yang curam saya coba geber motor matic dengan kecepatan tinggi heran bikin gemes aja pingin sampai di puncak hingga pada akhirnya terciumlah bau Kamvas Kopling & suhu knalpot yang panas, wong itu motor yang saya sewa masih dalam kondisi baru kalau saya perhatikan dari total speedonya baru mencapai angka di 3000 KM, karena saking panasnya suhu Knalpot, akhirnya saya coba berhenti beberapa saat untuk menghilangkan efek bau Kamvas Kopling dan mengurangi panas berlebih, berhenti kurang lebih sekitar 10 menit akhirnya lanjut jalan lagi, Setiap tanjakan maupun turunan kita lalui dengan baik dan setiap belokan habis dilalap si matic, namun saya terus saja memandangi pemandangan alam di depan mata yang membuat saya takjub. Allahu Akbar begitu Maha Besarnya kekuatan Allah sehingga membuat alam yang begitu indah, sampai isteri berucap :
"Kita ini mau ke pantai khan ? "
"Kenapa malahan jalannya menanjak terus ? "

Dalam hati saya berpikir ia juga yach, masa kita nanjak mulu ? biasanya kalau jalur ke pantai itu posisinya selalu dataran rendah dan pastinya dibawah bukit, kenapa jalurnya naik terus ?


Akhirnya saya bilang : "mungkin pantai ini lain daripada yang lain dan gak akan pernah ada di tempat lain (padahal dalam hati jiper juga, klo nyasar alamak mana udah jauh lagi jalannya )"

Saat disebuah persimpangan saya dibingungkan dengan gps yang sudah tidak memberikan instruksi lagi, saking penasarannya saya buka dan lihat peta benar arah yang saya lalui, saya coba kaligrasi lagi untuk memastikannya, akhirnya baru ditunjukkan arah untuk belok ke kanan dimana petunjuk jalan ada dua ke kiri ke arah wonosari ke kanan ke parang tritis. namun karena GPS mengarahkan ke parang tritis saya ikuti jalan tersebut walaupun saya ragu, setelah itu ada instruksi belok ke kiri, saat kami melintasi sebuah dusun tampak banyak mata memandang ke arah kami, saya beranggapan mungkin dusun ini jarang dikunjungi. 

Disinilah saya melihat banyak orang tua renta kurang lebih umurnya sekitar 70 s/d 90 tahun yang sangat kuat melakukan pekerjaan berat dengan memanggul karung dengan berjalan kaki, salut saya mereka bekerja dengan keras untuk mencari sesuap nasi layak ditiru semangat nenek2x itu yang masih sanggup membawa beban yang berat.

Pekerja keras yang saya jumpai disana lebih banyak orang tua yang sudah renta baik nenek maupun kakek entah kenapa mereka yang diberdayakan bukan para anak muda atau orang dewasa yang belum sepuh melakukannya. Pekerjaan yang mereka lakukan kalau boleh saya simpulkan :

  • Pekerjaan kasar untuk menghancurkan bongkahan batu kapur dilakukan oleh para Kakek.
  • Pekerjaan mengangkut bongkahan batu kapur yang sudah dihancurkan dilakukan oleh para Nenek dengan memanggulnya dari satu tempat ke tempat yang lain.
  • Pekerjaan memanggul sayur-sayuran dilakukan oleh nenek dengan berjalan kaki.
  • Pekerjaan membuat rumah dilakukan oleh para Kakek dan lain sebagainya
Benar-benar miris melihat kehidupan orang tua yang sudah sepuh di daerah sana. Entah kenapa setelah saya melakukan putaran di daerah tersebut akhirnya saya malah dikembalikan ke tempat semula, gak habis pikir kenapa bisa terjadi ? namun saya ambil hikmahnya saja mungkin itu sebuah pelajaran berharga buat saya, untuk lebih peka kepada para orang tua yang sudah sepuh

Sampai suatu ketika saya berhenti di sebuah perjalanan, Tampak seorang nenek yang sedang berjalan & memanggul Batu Kapur tersenyum kepada saya dan isteri, lalu beliau bertanya kepada saya dengan menggunakan Bahasa Jawa, jujur saya kurang mengerti Bahasa Jawa yang digunakan nenek ini, karena sepertinya agak beda seperti yang biasa saya dengar di Jakarta, wess... kurang mudeng saya, coba ada SUHU Amon atau Uyut pasti mengerti apa yang beliau katakan, sambil melempar senyum lalu saya katakan terima kasih yach nek, hati-hati di jalan dan isteri saya juga mengatakan hal tersebut, namun sepertinya yang saya tangkap dari isi pembicaraannya kalau gak salah saya disuruh berhati-hati selama di perjalanan.

Perjalanan ke pantai Drini cukup menyita waktu, kami melewati tingginya Gunung Kapur, Subhanallah Allahu Akbar, begitu indahnya pesona alam ini dan gak pernah saya temui di Jakarta , Akhirnya setelah melewati jalan tersebut sampailah kita ke Pantai Drini. Disini saya coba mencari sinyal GPS dengan koordinat yang pernah disampaikan uyut, saya coba berjalan ke pantai, memang benar ketemu namun yang saya heran pada kemana Bapukers gak kelihatan batang hidungnya.

Ditengah kebingungan itu saya coba dekati penginapan seperti pict yang di famgath sama persis seperti yang disampaikan Uyut, tanpa basa-basi saya coba masuk ternyata gak ada Bapukers sama sekali, apa saya kecepatan datang, apa Bapukers gak ada yang hadir di tempat ini ha..ha..ha...ha.. dibanding bingung jalan lagi ke pantai, kurang lebih 30 menit berlalu akhirnya ketemu sama rombongan Pulsar yang baru datang, saya melihat om dollycadel di depan, saya coba panggil, dia sempat bingung beberapa saat wong yang manggil saya yang lagi naik matic setelah itu beliau baru sadar kalau saya yang memanggilnya. Lalu tampak dari kejauhan SUHU gakusahtahulah juga memanggil kami, edan ini SUHU udah bisa nyampe dulu daripada saya, hebat ternyata Ilmu Merogoh Sukmonya lebih paten dari yang saya miliki ha...ha..ha..ha.. kudu belajar private nich sama SUHU ini, sampe level berapa beliau bisa ngalahin ilmu Merogoh Sukmo yang saya miliki apa saya kurang puasa mutihnya wkwkwkwkwkw, Setelah itu akhirnya kita semua menempati Penginapan yang sudah disiapkan oleh Panitia Famgath ke 2.

Tapi memang namanya Bapukers baru sampai pantai mereka pada langsung berenang ke laut diantaranya SUHU Touring, SUHU Roti, Suhu kebut dll edan pada kuat banget staminanya, gile mereka berenang sampai malam wkwkwkwk....



Seperti yang saya sampaikan di page sebelumnya, bahwa sebenarnya pada malam hari akan diadakan acara api unggun sekaligus sesi perkenalan Bapukers, namun setelah melihat teman-teman yang sudah kelelahan akhirnya kita putuskan event tersebut akhirnya di cancel hingga esok paginya, silahkan lihat penampakannya gimana tega bangunin orang tidur.










Tidak ada komentar: